Halaman

Ucapan Selamat Tahun Baru 2017, Ucapan Valentine, Ucapan Hari Kartini RA, Ucapan Selamat Ulang Tahun

Jumat, 09 Desember 2016

Ucapan Selamat Hari Puisi Sedunia (Internasional) 2017/2018

Hari Puisi Sedunia - Pada tanggal 21 Maret ditetapkan UNESCO sebagai Hari Puisi Sedunia. Apakah kamu masih suka nulis/baca puisi, Jawab dalam hati masing-masing ya. Puisi Dunia, adalah salah satu �tanda� yang �baik� itu. Apa yang terbayang dalam kepala kita, ihwal sebutan �Puisi Dunia� adalah sesuatu yang �luas�, yang merangkum puisi-puisi yang ditulis oleh orang yang tinggal di dunia ini. Tak terbatas geografis. Tak berbatas ideologis. Namun, harus diakui, bahwa seolah ada dominasi �pemilik� dari sebutan �Puisi Dunia� itu. Yang kerap bergaung sampai ke telinga kita, adalah nama para penyair di belahan dunia Barat. Seolah, puisi-puisi kita, di sini, tidak berhak atas sebutan itu. 


Tapi, itu �seolah.� Artinya, mungkin tidak begitu sesungguhnya. Saya jadi ingat Taslim Ali, penyair masa Pujangga Baru. Ia sangat rajin menerjemah. Yang monumental, menurut saya, buku Puisi Dunia jilid I, II, III�(khusus jilid III, yang memuat terjemahan 300 puisi-puisi Asia-Afrika, dikabarkan hilang). Jadi, dari Taslim Ali, kita bisa melihat cakrawala puisi dunia, Barat-Timur, dari Eropa-Amerika Serikat dan Latin-Asia-Afrika. Dan, dari tangan sang penerjemah rupanya, puisi dunia itu dihadirkan (kembali). 

Ya, sastra terjemahan. Memang bukan tanpa masalah. Perpindahan dari satu bahasa ke bahasa lain, itu masalah. Bahasa, kita tahu, tak semata soal teks. Tapi ada �konteks� di dalamnya. Teks dan konteks tak mudah (untuk tidak mengatakan: tidak mungkin) dipisahkan begitu saja. Atau secara ekstrem, Derrida bilang, tidak ada makna di luar konteks (kebahasannya). Maka, agak sulit mengklaim misalnya puisi Wislawa Szymborska yang telah dialihbahaskan ke bahasa Indonesia, tetap bercita-rasa-bahasa asli milik Szymborska. 

Andai pun, kita sebagai pembaca, tetap �memaksakan� diri untuk berupaya melihat �wajah� Szimborska dalam puisinya yang telah dibahasa-Indonesiakan, tidak juga salah. Tentu, �wajah� Szymborska tetap bisa hadir, meski samar-samar. Diksi, idiom-idiom bahasa yang dipakai, tetap bisa ditelisik. Sekali lagi, dalam hal ini, peran penerjemah menjadi tak dapat diabaikan. Hadir atau tidak hadirnya �wajah� Szymborska di mata pembaca, adalah peran �penuh� si penerjemah. 

Dalam pertimbangannya UNESCO mengungkapkan bahwa kebutuhan estetika merupakan kebutuhan manusia dan puisi dapat memenuhi kebutuhan ini. Tak hanya itu, UNESCO juga melihat bahwa dalam 20 tahun terakhir ketertarikan pada puisi semakin meningkat dengan banyak kegiatan yang melibatkan puisi di negara-negara anggota serta bertambahnya jumlah penyair.

Peringatan Hari Puisi Dunia pertama kali dirayakan pada tahun 2000. Tak hanya itu, dipilihnya tanggal 21 Maret yang disaat bersamaan juga dirayakan sebagai Hari Penghapusan Diskriminasi Ras dianggap sebagai ide yang baik.

Setiap tahunnya, Direktur Jenderal UNESCO memberikan pesan serangkaian dengan peringatan Hari Puisi DUnia. Dalam pesannya di peringatan Hari Puisi 2016, Irina Bokova mengungkapkan bahwa Puisi menjadi simbol dari kreatifitas jiwa manusia. Puisi telah berkontribusi untuk meningkatkan jiwa kemanusiaan, meningkatkan kekuatan, solidaritas dan kesadaran diri.


Pengertian Puisi 


Puisi adalah karya sastra hasil ungkapan pemikiran dan perasaan manusia yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, penyusunan lirik dan bait, serta penuh dengan makna. Puisi mengutamakan bunyi, bentuk dan juga makna yang hendak disampaikan. Suatu karya puisi yang baik memiliki makna yang mendalam, makna diungkapkan dengan memadatkan segala unsur bahasa. Bahasa pada puisi tidak sama dengan bahasa yang kita pakai sehari – hari, Puisi menggunakan bahasa yang ringkas namun penuh makna dan Kata – kata yang digunakan mengandung banyak pengertian. Luasnya pengetahuan pembaca sangat penting saat membaca puisi, karena untuk menemukan makna dalam sebuah puisi, pembaca harus membaca puisi dengan seksama dan memperhatikan banyak faktor dalam puisi tersebut. 
Suatu puisi dibangun berdasarkan 2 unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Unsur Intrinsik Puisi

Secara umum, unsur Intrinsik Puisi dibagi menjadi 7, yaitu :

a. Unsur Tema
Tema adalah gagasan pokok atau ide yang menjadi dasar suatu puisi. Setiap puisi mempunyai banyak hal yang dibahas, namun pasti memiliki satu topik utama dari pembahasan tersebut. Nah Topik Utama itulah yang disebut Tema.

b. Unsur Suasana (Latar)
Suasana adalah unsur pemikiran dan perasaan penyair yang mampu membuat suatu suasana terhadap pembaca atau pendengar setelah membaca atau mendengar suatu puisi. Suasana merupakan akibat yang ditimbulkan kepada pembaca atau pendengar. Suasana yang ditimbulkan bisa gembira, sedih, terharu, dll. Semakin tersampaikannya suasana tersebut kepada pembaca atau pendengar, maka semakin bagus puisi tersebut.

c. Unsur Imaji
Imaji merupakan gambaran yang ditimbulkan ketika membaca puisi tersebut. Gambaran yang dimaksud bisa menyentuh pembaca atau pendengar melalui indra manusia, pendengaran, penglihatan, perabaan, dll. Tujuan adanya Imaji adalah agar pembaca atau pendengar mampu memahami dan benar – benar mengerti makna dari puisi tersebut. Imaji biasanya dikategorikan kepada beberapa Citraan, yaitu :
Citraan Penglihatan
Citraan Pendengaran
Cintraan Perabaan
Citraan Penciuman
Citraan Pengecapan
Citraan Gerak
Citraan Perasaan
Citraan Intelektual

d. Unsur Simbol (Lambang)
Simbol atau lambang merupakan unsur puisi yang menyatakan bahwa kata – kata dalam puisi bisa saja merupakan suatu lambang untuk maksud dan tujuan yang lain. Contohnya “Hati yang Terbuat Dari Baja”, kata “Baja” dalam baris puisi tersebut bisa melambangkan atau menjadi simbol kekuatan yang sulit untuk dipecahkan.

e. Unsur Musikalitas Puisi (Nada/Bunyi)
Sebuah puisi disusun atas kata – kata tertentu yang penuh makna dan juga indah untuk didengar. Kata – kata tersebut berfungsi terhadap keseluruhan makna yang terdapat dalam puisinya. Musikalitas Puisi yang dimaksud adalah penyusunan kata – kata yang bermakna, indah, dan juga menarik didengar bunyinya sehingga menarik bagi pembaca atau pendengar puisi tersebut.

f. Unsur Gaya Bahasa
Dasar dari suatu susunan puisi adalah bahasanya. Setiap Penyair memiliki gaya bahasa yang berbeda – beda, gaya bahasa ini menjadi pilihan penyair sesuai dengan pikiran dan perasaan saat membuat puisi tersebut. Ada beberapa hal yang menyebabkan perbedaan pemilihan kata pada puisi, diantaranya adalah bedanya zaman, pengalaman hidup penyair, perbedaan tempat budaya, dll.

g. Unsur Amanat
Seperti yang telah saya jelaskan diatas, setiap puisi memiliki makna tertentu. Oleh karena itu puisi yang baik memiliki amanat yang hendak disampaikan. Amanat merupakan pesan dari penyair kepada pembaca atau pendengar setelah memahami tema, makna, bunyi, dan makna dalam puisi tersebut. Amanat dalam suatu puisi biasanya disampaikan secara tersirat, jadi kita harus memahami puisi tersebut dengan benar untuk mendapatkan amanat penyair tersebut.

2. Unsur Ekstrinsik Puisi
Unsur ekstrinsik adalah unsur pada penyair yang tidak berhubungan secara langsung dengan puisi tersebut. Artinya unsur ekstriksi adalah unsur luar puisi, diantaranya adalah :

Keadaan Sosial Penyair
Lingkungan Penyair
Profesi Penyair
Pengalaman Penyair
Kondisi Ekonomi Penyair
Peran Penyair dalam Masyarakat
Dll.
Pada prinsipnya Unsur dan Ciri puisi tidak jauh berbeda, namun secara umum puisi memiliki ciri – ciri sederhana sebagai berikut.

1. Pola Bunyi (rima)
Pola Bunyi atau Rima adalah penataan bunyi dari kata – kata yang menyusun puisi tersebut. Penataan bunyi tersebut dapat dilihat dari setiap baris juga bisa diamati dari berberapa baris dalam satu bait. Penataan Bunyi Puisi bisa dilakukan secara sengaja oleh penyair dan bisa juga tertata secara kebetulan.

2. Irama (Ritme)
Irama bisa diartikan sebagai pergantian, keras lembut, lambat cepat, panjang pendek, atau tinggi rendahnya pengucapan kata dalam puisi. Irama digunakan untuk memperindah puisi sehingga nilai puisi tersebut baik. Irama dapat mempengaruhi ketertarikan pembaca atau pendengar terhadap puisi.

3. Diksi (Pemilihan Kata)
Puisi memiliki pemilihan kata yang khas, kata – kata dalam puisi tidak sama dengan yang dipakai sehari – hari. Penyair biasanya memilih susunan kata yang indah, enak didengar, dan juga memiliki makna yang mendalam sehingga pembaca atau pendengar dapat menikmati puisi tersebut

Ucapan Hari Puisi Sedunia





Setiap tahunnya pada Hari Air Sedunia terdapat tema khusus, contohnya pada 2009 "Air Bersama, Peluang Bersama" (Shared water, shared opportunities).

Untuk Tahun 2016 tema yang diambil adalah Water and Jobs, yang memberikan penjelasan tentang hubungannya air dan pekerjaan yang dimiliki. Hal penting lain yang akan disampaikan adalah bahwa dengan kuantitas dan kualitas air yang lebih baik berhubungan dengan pekerjaan yang lebih baik pula.

Berikut ini tema peringatan hari air sedunia sejak 1994 lalu.


1994: Caring for Our Water Resources is Everyone’s Business (Peduli terhadap Sumber daya Air adalah Tanggng Jawab Setiap Orang)
1995: Water and Woman (Air dan Perempuan)
1996: Water for Thirsty City (Air bagi Kota-kota yang Kehausan)
1997: The World’s Water: is There Enough ? (Air Dunia: Apakah Cukup?)
1998: Groundwater – the Invisible Resource (Air Tanah-Sumber Daya yang Tidak Terlihat)
1999: Everyone Lives Downstream (Setiap Orang Tinggal di Kawasan Hilir)
2000: Water for 21st Century (Air untuk Abad 21)
2001: Water for Health (Air untuk Kesehatan)
2002: Water for Development (Air untuk Pembangunan)
2003: Water for Future (Air untuk Masa Depan)
2004: Water and Disasters (Air dan Bencana)
2005: Water for Life (Air untuk Kehidupan)
2006: Water and Culture (Air dan Kebudayaan)
2007: Copying with Water Scarcity (Menanggulangi Kelangkaan Air)
2008: Sanitation (Berkaitan dengan tahun sanitasi internasional)
2009: Trans Boundary Water (Air Lintas Batas)
2010: Clean Water for a Healty World (Air Bersih Untuk Dunia yang Sehat)
2011: Water for Cities (Air untuk Perkotaan)
2012: Water and Food Security (Air dan Ketahanan Pangan)
2013: Water Cooperation (Tahun Kerja sama Air Internasional)
2014: Water and Energy (Air dan Energi)
2015: Water and Sustainable Development (Air dan Pembangunan Berkelanjutan)



Facebook Twitter Google+

Back To Top